Penggunaan obat pereda nyeri tertentu secara teratur dan minum terlalu banyak alkohol setiap hari bisa menyebabkan sakit perut. Terlepas dari penyebabnya, obat sakit perut selalu dibutuhkan untuk memperbaiki gejala sakit perut yang dialami.
Namun, agar pengobatan menjadi sangat efektif, kita perlu mengetahui petunjuk penggunaan obat pereda sakit perut sesuai dosis dan saran dari dokter yang tepat.
1. Antasida
Obat sakit perut pertama adalah Antasida. Antasida merupakan obat yang menetralkan asam lambung untuk meredakan sakit maag, sakit perut, dan gangguan pencernaan yang disebabkan oleh kelebihan asam di dalam lambung. Beberapa obat antasida bisa juga mengandung bahan seperti simetikon, yang merupakan bahan yang bisa membantu tubuh untuk meredakan gejala kembung.
2. Inhibitor pompa proton (PPI)
Obat sakit perut kedua yang bisa Anda pilih adalah PPI. Inhibitor pompa proton (PPI) digunakan untuk mencegah mulas atau sakit perut, bila sering terjadi, biasanya lebih dari dua kali seminggu.
Obat Inhibitor pompa proton ini bekerja dengan memblokir situs penghasil asam di sel parietal lambung. Agar paling efektif, Anda perlu meminum Inhibitor pompa proton sekali sehari saat perut kosong. Biasanya, Anda akan minum obat setiap pagi, 30-60 menit sebelum sarapan, untuk mengontrol asam lambung untuk hari itu.
3. H2 .antihistamin pereda nyeri
H2 .antihistamin pereda nyeri merupakan obat yang bisa digunakan untuk mengobati kondisi yang menyebabkan kelebihan asam di lambung. Meskipun obat ini tidak bekerja secepat antasida, tetapi memiliki efeknya bertahan lebih lama.
H2 .antihistamin pereda nyeri paling sering digunakan untuk mengobati sakit perut yang disebabkan oleh gastritis atau bahkan tukak lambung . Selain itu, H2 .antihistamin pereda nyeri juga digunakan untuk meredakan gejala penyakit refluks gastroesofageal dengan gejala iritasi esofagus seperti mulas, mual, atau kesulitan menelan.